Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL), bukan menghafal, akan tetapi proses
mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Oleh
karena itulah, semakin banyak pengalaman maka akan semakin banyak pula
pengetahuan yang mereka peroleh.
Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan
baru (acquiring knowledge).
Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran
dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan
detailnya.
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
juga mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang
diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak
perubahan perilaku siswa.
Karakteristik pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)
1. Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.
2. Siswa belajar melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi dan saling menerima dan memberi. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran.
3.Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
4. Kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.
5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri, sedangkan dalam pembelajaran sekonvensional, tujuan akhir adalah nilai atau angka.
6. Tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat; sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekedar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru.
7. Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.
D.P. Sanjaya W
(2007) Strategi Pembelajaran, Jakarta,Predana Medi Group.