PERSEKTIF NILAI NILAI BUDAYA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Oleh
Dra Raisah Br Surbakti,MPd
Disampaikan
Pada Kegiatan:
KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
Tanggal :24
September 2012 Di. Aula MAN 2 PADANGSIDIMPUAN
Tentang : Sosialisasi
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai Nilai luhur Budaya Bangsa
A. Pendahuluan
Indonesia adalah bangsa yang memiliki
banyak suku yang mendiami ribuan pulau
dan terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Masing-masing suku bangsa
memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat
nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan kita mulai
terkikis dan ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan
kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya
keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, ini tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan
karakter mayarakat kita yang suka meniru.
Meniru kebiasaan-kebiasaan orang
Barat yang telah membudaya, dapat kita saksikan setiap hari melalui media
elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang Barat tersebut yang
sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ke timuran
kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja
yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang Barat. Kebudayan-kebudayaan
Barat tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada
pergaulan dengan lawan jenis.
Generasi muda termasuk mahasiswa,
baik disadari atau tidak memegang amanah dalam menjaga kelestarian
keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian
budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan
kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat budaya kita
diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang
terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang
semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di
dunia khususnya Indonesia, telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral
akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu
katanya Indonesia kaya akan budayanya kini terhapus semua oleh yang kemajuan
zaman. , .
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar televisi, koran, Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya. Namun masyarakat Indenesia lebih mencerna budaya barat yang negatif dibandingkan budaya yang positif.
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar televisi, koran, Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya. Namun masyarakat Indenesia lebih mencerna budaya barat yang negatif dibandingkan budaya yang positif.
Menilik permasalahan di atas maka
kita perlu tahu : Apa faktor utama penyebab masuknya budaya asing ke indonesia.
Apa dampak positif dan negatif terhadap masuknya budaya asing ke
indonesia. Apa akibat dari pengaruh budaya asing terhadap
masyarakat. Apa pengaruh budaya asing terhadap eksistensi jati diri
bangsa. Dan kita perlu mencari solusi yaitu perlunya mengangkat sebuah
perefektif nilai nilai budaya dalam kehidupansehari-hari.
B.
Tinjauan Pustaka
Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan
di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan
nasional itu merupakan ujud dari persfektif bangsa mengenai kualitas manusia
Indonesia. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional ini perlu kita ujudkan
sebagai bangsa yang masih memiliki nilai nilai budaya bangsa yang karakter
bangsa.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral,
norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem
berpikir, nilai, moral,norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi
manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral,
norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan
sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan,
teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi
penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga
dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh
sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya.
Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya
adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi,
serta seni. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi
peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan
keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke
arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang.
Karakter
adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani
bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang
dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh
karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui
pengembangan karakter individu seseorang.
Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa.
Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa.
Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Berdasarkan
pengertian budaya, karakter bangsa yang dikemukakan di atas maka budaya dan
karakter bangsa dimaknai sebagai nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada
diri sehingga masyarakat Indonesia memiliki nilai dan karakter sebagai karakter
dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif .
C. Pembahasan
Penyebabkan Terjadinya Perubahan
Budaya Indonesia .
Seiring dengan kemajuan zaman serta teknologi yang canggih, Indonesia bangkit menjadi negara berkembang yang semakin lama semakin tumbuh menjadi negara maju dan ini merupakan salah satu perkembangan zaman yang sangat cepat. Hilangnya budaya indonesia secara bertahap di akibatkan karena adanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, dan faktor yang terjadi dalam masyarakat maupun luar masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat dapat berupa penemuan baru, atau pertentangan dari masyarakat itu sendiri. Faktor yang berasal dari luar masyarakat dapat berupa adanya pengaruh budaya dari masyarakat lainnya .
Menurut Soejono Soekanto (1990: 326-328) perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1). Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan kejenuhan. 2) .Penduduk yang heterogen adalah masyaarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar kebudayaan yang berbeda beda dan ideologi yang berbeda pula. 3). Adanya kontak dengan masyarakat luar yang menyebabkan terjadinya percampuran budaya.
Seiring dengan kemajuan zaman serta teknologi yang canggih, Indonesia bangkit menjadi negara berkembang yang semakin lama semakin tumbuh menjadi negara maju dan ini merupakan salah satu perkembangan zaman yang sangat cepat. Hilangnya budaya indonesia secara bertahap di akibatkan karena adanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, dan faktor yang terjadi dalam masyarakat maupun luar masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat dapat berupa penemuan baru, atau pertentangan dari masyarakat itu sendiri. Faktor yang berasal dari luar masyarakat dapat berupa adanya pengaruh budaya dari masyarakat lainnya .
Menurut Soejono Soekanto (1990: 326-328) perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1). Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan kejenuhan. 2) .Penduduk yang heterogen adalah masyaarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar kebudayaan yang berbeda beda dan ideologi yang berbeda pula. 3). Adanya kontak dengan masyarakat luar yang menyebabkan terjadinya percampuran budaya.
Dampak Masuknya Budaya Asing ke
Indonesia
disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Dampak tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Dampak tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era
globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial
. Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke indonesia
mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan
negatif. .
1) . Dampak Positif .
Budaya asing menyebabkan modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2) Dampak Negatif .
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi (sikaya dengan simiskin), kerusakan lingkungan hidup (polusi tanah,air,udara,dll) kriminalitas (perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan), dan kenakalan remaja (tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang) .
Tantangan Masuknya Budaya Asing .
Masuknya unsur-unsur asing yang diadopsi oleh masyarakat indonesia dianggap dapat mengancam nilai-nilai, tatanan hidup, gaya hidup, sikap, dan dan pikiran.
Menurut Bierens de Haan nilai-nilai tersebut dapat berupa sifat, pandangan, paham, dan juga hidup yaitu, diantaranya: 1. EGOIS yaitu hanya mementingkan diri sendiri. 2. MATERIALISME yaitu pandangan yang mengutamakan materi.
3. SEKULARISME yaitu paham yang mengajarkan bahwa moralitas tidak perlu diajarkan pada ajaran agama. 4. EKSTRIMISME yaitu pikiran atau pandangan yang melampaui batas kebiasaan atau norma-norma. 5. CHAUVIMISME yaitu paham yang mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa orang lain. 6. ELITISME dan eksklusifisme yaitu pikiran atau pandangan dari seseorang yang merasa dirinya merupakan orang atau sekelompok orang yang terpandang atau sederajat tinggi hingga orang lain dianggap rendah.7. DISKRIMINATIF yaitu sifat yang suka membeda-bedakan orang dengan orang lain. 8. KONSUMTIF sifat seseorang yang suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang tidak menghasilkan manfaat. 9. GLAMORISTIK yaitu suatu sikap atau gaya hidup yang bermewah-mewahan .
Cara mengantisipasi dampak negatif masuknya budaya asing.
Negara yang berhasil mewujudkan globalisasi harus dapat memanfaatkan globalisasi dalam segi kehidupan tetapi juga harus mampu menyaringnya melalui ideologi bangsa yang kokoh, dengan begitu negara tersebut akan berkembang secara cepat. Sebaliknya, apabila ketahanan ideologi dan pandangan hidup suatu bangsa rapuh, globalisasi justru akan membuat jati diri bangsa tersebut memudar.
Dibawah ini merupakan beberapa hal yang harus dilakukan untuk antisipasi dampak budaya asing.
1). Menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing .
Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita, sedangkan yang kita tinggalkan untuk itu, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesetiaan kita kepada ideologi nasional (Pancasila) .
b. Mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong royong .
c. Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya .
2) Memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional .
Memelihara dan mengembangkan budaya nasional sebagai jati diri bangsa seperti dengan mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai media, mengadakan seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional, serta pelestarian dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan dan kesatuan bangsa.
1) . Dampak Positif .
Budaya asing menyebabkan modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2) Dampak Negatif .
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi (sikaya dengan simiskin), kerusakan lingkungan hidup (polusi tanah,air,udara,dll) kriminalitas (perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan), dan kenakalan remaja (tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang) .
Tantangan Masuknya Budaya Asing .
Masuknya unsur-unsur asing yang diadopsi oleh masyarakat indonesia dianggap dapat mengancam nilai-nilai, tatanan hidup, gaya hidup, sikap, dan dan pikiran.
Menurut Bierens de Haan nilai-nilai tersebut dapat berupa sifat, pandangan, paham, dan juga hidup yaitu, diantaranya: 1. EGOIS yaitu hanya mementingkan diri sendiri. 2. MATERIALISME yaitu pandangan yang mengutamakan materi.
3. SEKULARISME yaitu paham yang mengajarkan bahwa moralitas tidak perlu diajarkan pada ajaran agama. 4. EKSTRIMISME yaitu pikiran atau pandangan yang melampaui batas kebiasaan atau norma-norma. 5. CHAUVIMISME yaitu paham yang mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa orang lain. 6. ELITISME dan eksklusifisme yaitu pikiran atau pandangan dari seseorang yang merasa dirinya merupakan orang atau sekelompok orang yang terpandang atau sederajat tinggi hingga orang lain dianggap rendah.7. DISKRIMINATIF yaitu sifat yang suka membeda-bedakan orang dengan orang lain. 8. KONSUMTIF sifat seseorang yang suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang tidak menghasilkan manfaat. 9. GLAMORISTIK yaitu suatu sikap atau gaya hidup yang bermewah-mewahan .
Cara mengantisipasi dampak negatif masuknya budaya asing.
Negara yang berhasil mewujudkan globalisasi harus dapat memanfaatkan globalisasi dalam segi kehidupan tetapi juga harus mampu menyaringnya melalui ideologi bangsa yang kokoh, dengan begitu negara tersebut akan berkembang secara cepat. Sebaliknya, apabila ketahanan ideologi dan pandangan hidup suatu bangsa rapuh, globalisasi justru akan membuat jati diri bangsa tersebut memudar.
Dibawah ini merupakan beberapa hal yang harus dilakukan untuk antisipasi dampak budaya asing.
1). Menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing .
Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita, sedangkan yang kita tinggalkan untuk itu, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesetiaan kita kepada ideologi nasional (Pancasila) .
b. Mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong royong .
c. Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya .
2) Memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional .
Memelihara dan mengembangkan budaya nasional sebagai jati diri bangsa seperti dengan mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai media, mengadakan seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional, serta pelestarian dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan dan kesatuan bangsa.
3) Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa .
Dalam rangka membangun masyarakat yang adil dan makmur yang tetap berkepribadian indonesia, kita harus tetap beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Dalam menjalani tuntutan era globalisasi, kita tetap mampu berdiri kokoh sebagai bangsa dengan ideologi dan pandangan hidup nasional yang tangguh serta kebudayaan nasional yang yang luhur.
Dalam rangka membangun masyarakat yang adil dan makmur yang tetap berkepribadian indonesia, kita harus tetap beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Dalam menjalani tuntutan era globalisasi, kita tetap mampu berdiri kokoh sebagai bangsa dengan ideologi dan pandangan hidup nasional yang tangguh serta kebudayaan nasional yang yang luhur.
4). Pemamfaatan nilai nilai budaya menyongsong masa depan dengan mengenali dan
mengembangkan nilai seni budaya sehingga bisa kitaterapkan dalam kehidupan
sehari sehari .
Budaya
memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora,
yaitu :
1.
Kebudayaan material .
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan material ini
dapat membentuk kepribadian manusia kreatif, produktif, percaya diri, sehingga
masyarakat yang mampu menerapkan kebudayaan material ini, ia bisa menyeselaikan
masalah ekonomi dan terhindar dari hal hal negatif seperti tauran akibat pengangguran.
2.
Kebudayaan nonmaterial .
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, makkobar dan lagu atau tarian tradisional. Kebudayaan nonmaterial ini dapat membentuk kemampuan berbahasa, sistematis dalam berbahasa, sehingga masyarakat yang mampu menerapkan kebudayaan non material ini, ia bisa terhindar menggosip dan lain sebagainya.
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, makkobar dan lagu atau tarian tradisional. Kebudayaan nonmaterial ini dapat membentuk kemampuan berbahasa, sistematis dalam berbahasa, sehingga masyarakat yang mampu menerapkan kebudayaan non material ini, ia bisa terhindar menggosip dan lain sebagainya.
- Lembaga
social
.
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di dalam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh di bentuknya serikat tolong menolong (STM), jimpitan,arisan, hal ini mampu membentuk manusia yang saling bantu membantu,silaturrahim, kerjasama dan mereka terhindar dari sifat egois - Sistem
kepercayaan
.
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.hal ini juga membentuk kepribadian yang taat kepada aturan, memiliki jati diri yang tinggi, setia dan jujur. - Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerahan, setiap akan membangun bagunan jenis apa saja harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Hal ini menjadikan seseorang memiliki percaya diri yang tinggi, kreatif, produktif,dapat terhindar dari stres dan lain sebagainya.
6.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memilik keunikan dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memilik keunikan dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Nilai Budaya sebagai nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar anggota atau warga masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi
sikap mental, cara berpikir, dan tingkah laku mereka. Perwujudan nilai-nilai
budaya ini bisa berupa aturan atau norma-norma, hukum adat, adat istiadat,
sopan santun, tata susila dan sebagainya
perlu di kembangkan sebagai pedoman membaentuk kepribadian masyarakat Indonesia. Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang
memangku kebudayaan tadi. Dengan
demikian masyarakat merupakan wadah dari kebudayaan (koentjaraningrat,1966,
105). Atas dasar inilah bahwa kebudayaan selalu mewarnai kepribadian
manusia sampai kehidupan sosial manusia, sehingga nilai nilai budaya yang ada
perlu di tumbuh kembangkan agar masyrakat kita tetap memiliki kepribadian yang
utuh dan positif.
D. Kesimpulan
Dari paparan di atas maka dapat di
tarik kesimpulan bahwa :
Budaya indonesia secara bertahap semakin
terkikis akibatkan adanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.Masuknya
budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki
dampak positif (menyebabkan modernisasi) dan negatif (cara berpakaian,
etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial
diantaranya; kesenjangan sosial). Dampak Masuknya Budaya Asing ke
Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang
meracuni indonesia
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk antisipasi dampak budaya asing.
1). Menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing.
dangan a. Meningkatkan kesetiaan kita kepada ideologi nasional (Pancasila) .b. Mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong royong. .c. Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya .
2) Memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional. .
3) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk antisipasi dampak budaya asing.
1). Menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing.
dangan a. Meningkatkan kesetiaan kita kepada ideologi nasional (Pancasila) .b. Mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong royong. .c. Mengenali dan mengembangkan nilai seni budaya .
2) Memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional. .
3) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4). Pemamfaatan nilai nilai budaya menyongsong masa depan dengan mengenali dan
mengembangkan nilai seni budaya sehingga bisa kitaterapkan dalam kehidupan
sehari sehari dengan mengembangkan.1. Kebudayaan
material ini dapat membentuk kepribadian manusia kreatif, percaya
diri, sehingga masyarakat yang mampu menerapkan kebudayaan material ini, ia
bisa menyeselaikan masalah ekonomi dan terhindar dari hal hal negatif seperti
tauran akibat pengangguran. 2. Kebudayaan nonmaterial ini dapat membentuk
kemampuan berbahasa, sistematis dalam berbahasa, sehingga masyarakat yang mampu
menerapkan kebudayaan non material ini, ia bisa terhindar menggosip dan lain
sebagainya.3.Lembaga sosial dapat membentuk manusia yang saling bantu
membantu,silaturrahim, kerjasama dan mereka terhindar dari sifat egois.4. Sistem
keyakinan, akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan
kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.hal
ini juga membentuk kepribadian yang taat kepada aturan, memiliki jati diri yang
tinggi, setia dan jujur.
DAFTAR PUSTAKA
DR. Mubarak, Achmad, MA. 2004. Nasionalis Religius Jati Diri Bangsa Indonesia. Jatiwaringin: PT.Bina Rena Pariwara
Sri Wahyuni,
Niniek. Dkk. 2007. Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca Exact.
Budaya Barat
VS Budaya Timur. Dari http://diposp.blogspot.com/2010/11/budaya-barat-vs-budaya-timur.html, 8 Januari2011Faturohman, Riza,
2010.
Pengaruh
Budaya Barat . Dari http://rizaseizingtheday.blogspot.com/2010/10/pengaruh-budaya-barat.html,8 Januari2011Azhari, Beni, 2010.
Kepribadian
Bangsa Timur.Dari http://beniazhari.blogspot.com/2010/12/kepribadian-bangsa-timur_18.html, 8 Januari2011Pranadji, Tri, 2010.
www.google.pengaruh budaya asing.com
www.google.search.westernisasi.com
www.google.pengaruh budaya asing.com
www.google.search.westernisasi.com